Jumat, 13 Juli 2012

Rhinitis Akut


Rhinitis akut itu sama saja dengan flu. Jangan bingung karena rhinitis akut adalah bahasa kedokterannya influensa. Rhinitis akut adalah peradangan akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Penyakit ini sering ditemukan dan merupakan manifestasi dari rhinitis simpleks (common cold) dan menyertai beberapa penyakit eksantema seperti morbili, variola, varisela, pertusis. Penyakit ini dapat juga timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau trauma, khususnya yang berhubungan dengan organ penciuman kita.

from here
Rhinitis akut atau flu ini bisa disebabkan oleh berbagai organisme oleh karena itu gejalanya menjadi beragam. Gejala terdiri dari

from here
1.    Stadium Prodromal Kering (stadium awal), di mana penderita merasakan  gejala umum seperti menggigil dengan rasa panas dingin berselingan (meriang), nyeri kepela, pucat, kurang nafsu makan, kadang suhu subfebril atau tidak terlalu panas, tapi sering juga terjadi suhu yang tinggi apalagi pada anak-anak yang disertai rasa gatal, panas, rasa kering pada hidung dan tenggorokan, iritasi hidung. Mukosa hidung biasanya pucat dan kering.
2.    Stadium Kataralis (stadium lanjutan), pada saat ini biasanya dimulai beberapa jam setelah sekret mencair, obstruksi atau penyumbatan hidung, kehilangan penciuman sementara, lakrimalisasi atau airmata terus-menerus meleleh, dan keadaan bisa berangsur-angsur menjadi lebih buruk. Mukosa hidung memerah, bengkak, dan terdapat sekret atau ingus yang banyak. Setelah beberapa hari, terjadi fase yang di sebut fase mukus. Fase mukus ini gejalanya bermula dengan sekret yang mengental, penciuman membaik dan gejala lokal berkurang. Pada kondisi ideal dengan daya tahan tubuh yang baik, perbaikan seharusnya dicapai dalam satu minggu. Infeksi bakteri sekunder mungkin saja dapat terjadi. Sekret atau ingus kemudian berwarna kuning kehijauan dan penyakit akan lebih lama membaik. Awal stadium kataralis dapat terjadi pada influensa dan infeksi bersama jenis virus lain seperti parainfluenza, adenovirus, rheovirus, coronovirus, enterovirus, myxovirus, dan virus saluran nafas lainnya. Gejalanya seperti yang terjadi di atas tapi lebih berkomplikasi dengan manifestasi lainnya seperti menginfeksi seluruh saluran nafas, saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare, meningitis, perikarditis, serta gangguan pada ginjal dan otot.

from here

Rhinitis Akut apa penyebabnya?
Infeksi biasanya disebabkan oleh rhinovirus. Lebih dari 100 tipe rhinovirus telah diisolasi, dan virus ini termasuk dalam kelompok picorna. Rhinitis akut dapat juga disebabkan oleh virus lainnya. Masa inkubasi dari Rhinovirus 1 sampai 3 hari. Penyakit ini menyebar melalui droplet infeksi, yaitu percikan ludah atau ingus dalam ukuran partikel ketika penderita bersin atau batuk.

Biasanya dokter tidak bisa menegakkan diagnosa dengan jelas walaupun stadium kataralis sebagai gejala awal atau penyerta pada beberapa infeksi virus. Mengapa? Karena gejala dari rhinitis ini juga bisa merupakan gejala penyakit-penyakit infeksi bakteri dan virus lainnya yang kelihatannya seperti rhinitis akut, namun sebenarnya bukan.
Biasanya dapat dibuat setelah beberpa hari. Termasuk fase awal eksantema akut, rhinitis alergi atau vasomotor, sifilis kongenital, difteri hidung (biasanya pada anak).

Rhinitis akut ini tidak ada terapi atau pengobatan untuk penyebab. Terapi simptomatis termasuk dekongestan hidung dengan tetes atau dekongestan oral. Rhinitis akut jangan langsung diberi antibiotik. Pemberian Antibiotik seharusnya hanya bila terjadi infeksi sekunder, yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium kultur dan skin test dahulu. Inhalasi atau terapi hirup, penyinaran dengan infra merah, pemberian anti nyeri atau analgesik, tirah baring dapat dianjurkan bila perlu.

Cara mencegah rhinitis akut atau influensa
Sementara tidak ada bukti kuat bahwa profilaksis/ pencegahan dapat diberikan, kemungkinan peningkatan imunitas secara umum dapat membantu. Hal ini termasuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti dengan mandi sauna, spa, hidroterapi, olahraga, minum vitamin C, higiene yang baik terutama bila kontak dengan anak kecil.
Secara invasif Adenoidektomi mungkin perlu dilakukan pada anak. Immunisasi melawan virus coryza belum  dapat dilakukan tapi ada vaksin untuk melawan influenza.






DAFTAR PUSTAKA
1.     Becker. W, et al; Ear, Nose, and Throat Diseases, 2nd, Thieme, New York 1994.
2.     Mangunkusumo. E, Rifki. N ; Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi ke-5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar